Bangsa Indonesia banyak mengalami perjalanan sejarah yang luar biasa. Sebelum pada masa kini, bangsa ini sudah sering jatuh bangun berulang kali. Bangsa ini pernah dijajah beratus-ratus tahun dengan gonta ganti penjajah.
Semakin terjajah dan dijajah, bangsa ini bukannya makin lemah, namun makin kuat. Bangsa ini berhasil melewati berbagai macam hambatan dan juga lobang-lobang perjalanan untuk senantiasa bangkit.
Derap kesatuan bangsa ini mengalami banyak kali goncangan. Bukan saja dari luar (penjajah) namun juga dari dalam, yakni sebangsa. Bangsa ini mengalami sejarah panjang yang berdarah-darah. Jutaan liter air mata pernah tumpah di negeri ini. Ratusan ribu batang leher pernah ditebas untuk kelangsungan negeri ini.
Bahwa kondisi Indonesia hari ini seperti kehilangan arah adalah rangkaian dari jerit kelalaian dalam mengelola negara. Rangkaian keluhuran jiwa dan nurani dalam membangun Indonesia sepertinya mulai terputus. Ada inisiasi dan permufakatan jahat dalam pengelolaan negeri ini. Keluhuran niat pendirian bangsa ini ditelikung oleh berandalan yang penuh angkara murka.
Indonesia tidak bisa sepenuhnya diserahkan pada berandalan itu. Kita mesti mengawasi ruang-ruang pengelolaan negara. Bukan karena kita tidak percaya, tapi indikasi kelalaian pengelolaan negara mulai mereka tunjukkan secara blak-blakkan.
Momentum Maulid Nabi Muhammad SAW di bulan Maulid adalah keberkahan bagi Indonesia. Dering keberkahan dari Maulid Nabi harus menjadi inspirasi bagi semua warga bangsa untuk meluruskan kembali niat luhur pendirian bangsa ini. Momentum ini adalah tonggak penting untuk menegakkan kembali nilai-nilai dasar kebangsaan dan keumatan.
Semangat berbangsa dan bernegara yang mulai pudar mesti dibangkitkan kembali sebagai bagian dari rasa syukur dan cinta pada Indonesia ini. Kecintaan pada bangsa dan negara adalah bagian dari kecintaan kita pada Baginda Nabi Muhammad SAW. Tidak mungkin mencintai Nabi Muhammad jika kita tidak mencintai negeri ini.
Wujud kecintaan yang praktikal adalah menggelorakan semangat kebangkitan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera. Adil dalam artian bahwa penegakan hukum tidak bisa membedakan status dan kepangkatan, mesti menyeluruh. Sejahtera dalam artian bahwa kebangkitan ekonomi harus berprinsip pada kemandirian bangsa tanpa dikte-dikte asing.
Kita berada pada kondisi dimana akidah sedang diperjuangkan dengan keras. Kita berada di tubir pertarungan antara kebenaran dan kebatilan. Tapi, satu yang pasti, bahwa kebenaran pasti akan menang. Mau tidak mau, kebatilan harus tumbang dan ditumbangkan. Kita yakin akan itu, kita yakin bisa menegakkan Indonesia.
Momentum bulan yang penuh keberkahan itu tidak bisa disia-siakan dan lewat begitu saja. Bulan Maulid mesti menjadi patok penegakan kembali agenda kebangsaan dan keumatan. Semoga niat untuk mengembalikan semangat kebangkitan ini beroleh berkah dan menjadi bagian dari rasa syukur kita pada kelahiran Manusia Agung, Baginda Nabi Muhammad SAW.
Leave a Reply